PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK)
TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
1.
Latar Belakang
Facebook adalah salah
satu media sosial yang sangat terkenal, dengan facebook kita dapat terhubung
dengan orang dari seluruh dunia. Di facebook kita dapat menampilkan profil diri
lengkap dengan foto-foto, bersosialisasi dengan orang-orang yang punya hobi
sama, menjadi fans artis, berbagi cerita dan kegiatan, atau chatting online dengan pengguna lain.
Dewasa ini facebook
memiliki banyak kelebihan dan juga kekurangannya, kelebihannya adalah bukan
hanya menambah atau memperbanyak teman tetapi juga mempererat hubungan persahabatan,
pertemanan, kekeluargaan, bahkan akhir-akhir terdapat tren baru yaitu online shop yang semakin memanjakan
pengguna facebook dengan dapat berbelanja hanya dengan menggunakan facebook. Dan
kekurangannya adalah banyak orang yang menyalahgunakan facebook sebagai alat
untuk menipu orang dan juga beberapa tindak kejahatan atau kriminal seperti
yang sering diberitakan di televisi tentang prostitusi, pemerkosaan, dan
penculikan yang berawal dari facebook.
Merasakan pengaruh
sosial media (facebook) yang sangat besar baik itu pengaruh positif dan
negatif, mengakibatkan ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terhadap facebook, karena kemudahan dalam
mengakses facebook itu sendiri. Jika mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terus menerus mengakses facebook tanpa
mengenal situasi maka akan berakibat buruk, misalnya pada saat proses
perkuliahan sedang berlangsung di dalam kelas, terus mahasiswa masih saja
mengakses facebook maka fokus mahasiswa untuk mengikuti proses perkuliahan
terganggu.
Jika masalah seperti
itu terus menerus dibiarkan maka akan mengakibatkan ketergantungan mahasiswa
terhadap facebook, maka mahasiswa akan malas dan tidak dapat membagi waktu
kapan akan belajar atau main facebook.
2.
Rumusan Masalah Penelitian
Dari latar
belakang masalah pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar maka rumusan
masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengaruh sosial media (facebook)
terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar?
2.
Bagaimana solusi dalam menangani
pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
3.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh sosial media
(facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar?
2.
Untuk mengetahui solusi dalam menangani
pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
4.
Manfaat Penelitian
1.
Memberikan penjelasan dan pemahaman
tentang pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
2.
Memberikan penjelasan dan pemahaman
mengenai solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap
mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
5.
Tinjauan Pustaka
5.1.
Media Massa
Salah
satu dari unsur tersebut yaitu medium (media) tempat di mana proses komunikasi
berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaian
komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan
dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa
merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan
informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka
informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu
masing-masing. Adapun peran gatekeeper
adalah penyeleksi informasi, di mana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah
peran dijalankan dalam organisasi media massa. Merekalah yang kemudian
menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan dan tidak disiarkan. Bahkan
kewenangannya mencakup untuk memperluas, membatasi, informasi yang akan
disiarkan. Mereka adalah para wartawan, desk
surat kabar, editor, dan sebagainya.
Adapun
media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu
dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan. Secara spesifik institusi
media massa adalah: (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten
simbolis; (2) sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3)
keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4) menggunakan
standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara
kebebasan dan kekuasaan.
Menurut
Baran (2010: 69) dalam Tamburaka (2013: 14) bahwa teori masyarakat massa
pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial tradisional
berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dari
modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota
kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan
mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi
mereka media massa yaitu yellow
journalism adalah simbol dari semua kesalahan yang terjadi dalam masyarakat
modern. Teori masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai
individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial, antara lain:
1.
Media adalah kekuatan yang sangat kuat
dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat
merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi ancaman ini, media harus di bawah
kontrol elit.
2.
Media dapat secara langsung memengaruhi
pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka tentang dunia
sosial.
3.
Ketika seseorang telah ditransformasi
oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka panjang mungkin
terjadi, tidak hanya dapat menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga
menciptakan masalah sosial dalam skala luas.
4.
Sebagian besar individu sangat rentan
dengan media karena dalam masyarakat massa merupakan terputus dan terisolasi
dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari usaha
manipulasi media.
5.
Kerusakan sosial yang disebabkan media
mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang
totaliter.
6.
Media massa tidak dapat mengelak dari
kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan
terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban.
5.2.
Komunikasi Massa
Wright (1959)
dalam Severin dan Tankard, Jr (2010: 4) dalam Tamburaka (2013: 15)
mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri:
1.
Komunikasi massa diarahkan kepada
audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.
2.
Pesan-pesan yang disebarkan secara umum,
sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara
serempak dan sifatnya sementara.
3.
Komunikator cenderung berada atau berpoperasi
dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang
besar.
Komunikasi massa adalah
proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan
komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan
demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:
1.
Komunikator,
2.
Media massa,
3.
Informasi (pesan) massa,
4.
Gatekeeper,
5.
Khalayak (publik), dan
6.
Umpan balik.
5.3.
Model Komunikasi Media Massa
Peneliti
komunikasi massa Wilbur Scramm menggunakan ide yang awalnya dikembangkan
psikolog Charles E. Osgood. Gambaran tentang komunikasi interpersonal (interpersonal communication) komunikasi
antara dua orang atau lebih menunjukkan tidak ada sumber yang jelas antara
pengirim dan penerima pesan, melainkan karena komunikasi merupakan proses
timbal balik dan terus menerus, semua berpartisipasi sebagai partisipan yang
bekeja bergntian sebagai “interpreter” dengan melakukan aktivitas “encoding dan “decoding”. Pesan yang pertama di-encoded diubah menjadi simbol dan tanda sistem yang dimengerti.
Berbicara merupakan encoding seperti menulis, percetakan dan film dalam
sebuah program televisi. Ketika pesan diterima maka decode yang merupakan simbol dan tanda diinterpretasikan. Decoding dilakukan
melalui mendengar, membaca, dan menonton televisi.
Pesan
yang di-encode dibawa melalui sebuah
media yang berarti pengiriman informasi. Gelombang radio merupakan membawa
suara kita terdengar oleh teman kita di tempat yang lain. Ketika media tersebut
merupakan teknologi yang membawa pesan kepada sejumlah besar orang, seperti
surat kabar yang dapat memuat kata-kata tercetak dan radio dapat menyebarkan
suara dari musik dan berita, kita menyebutnya sebagai media massa (mass medium). Media massa yang kita
gunakan secara umum adalah radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film,
rekaman suara, jaringan komputer, dan internet.
5.4.
Produk Media Massa
Tergolong dalam
pesan komunikasi kita temukan antara lain apa yang disebut produk jurnalistik
pemberitahuan melalui media cetak atau media elektronik. Dengan demikian,
merupakan karya yang dibentuk komunikator sebagai upaya mencapai tujuan
komunikasinya (apa yang diinginkannya). Dengan kata lain, produk jurnalistik
dimaksud dibentuk melalui suatu keterampilan atau seni yang disebut jurnalistik
dengan tujuan memengaruhi komunikan (khalayak) sesuai dengan kehendak
komunikatornya.
Astrid
Susanto dalam bukunya komunikasi massa
(1986) dalam Tamburaka (2013: 19) mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian
pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari.
Onong Uchjana (1981) dalam Tamburaka (2013: 19) menyatakan bahwa jurnalistik
merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai
dari peliputan sampai dengan penyebarannya kepada khalayak.
6.
Kerangka Konseptual
Dari
definisi yang diberikan oleh para ahli peneliti berpendapat bahwa sosial media
(facebook) adalah salah satu alat komunikasi yang sangat berpengaruh terhadap
pendidikan pada saat ini. Tetapi hal ini harus diimbangi dengan orang tua yang
mengawasi secara intensif. Karena di dalam sosial media (facebook) terdapat
informasi yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh seorang mahasiswa
Akan
tetapi bila sosial media (facebook) digunakan secara cermat dan tepat
menimbulkan hal yang positif untuk kemajuan pendidikan. Oleh karena itu
mahasiswa harus sosialisasikan untuk menggunakan sosial media (facebook) secara
baik dan benar.
7.
Metodologi Penelitian
7.1.
Tekhnik Sampling
1.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini melibatkan masyarakat eksternal
kampus dan mahasiswa sebagai publik internal kampus UIN Alauddin Makassar
sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan) mahasiswa ilmu komunikasi, sebagai
objek penelitian ini.
2.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel disini harus
mewakili populasi yang lebih besar secara tepat. Sampel harus ditarik dengan
seksama menurut seperangkat aturan yang ketat. Aturan dalam menarik sampel
telah dikembangkan dengan cermat oleh para ahli statistik dan peneliti sehingga
sampel yang jumlahnya relatif sedikit sudah dapat mencerminkan karakteristik
populasi yang besar dengan akurat. Peneliti disini mengambil sampel sebanyak 60
(enam puluh) mahasiswa ilmu komunikasi dan peniliti mengambil 30 mahasiswa dan
30 mahisiswi UIN Alauddin Makassar untuk mewakili banyaknya populasi tersebut.
7.2. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peniliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara:
1. Pengamatan
Pengamatan
adalah kegiatan kita yang paling utama dan tekhnik penelitian ilmiah yang penting.
Tekhnik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek
penelitiannya, misalnya melakukan eksperimen. Dalam pengamatan ini peneliti
mengamati bagaimana pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2. Wawancara
Wawancara
adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat
dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai, dan dapat juga secara tidak
langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa
eksternal maupun internal, mengenai pengaruh sosial media (facebook) terhadap
mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
3. Kuesioner
Menurut
Umar (2002) menyatakan Kuesioner adalah
suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan terhadap
responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Peneliti menggunakan cara kuesioner dalam pengumpulan data karena
lebih cepat dalam menjaring responden dalam jumlah besar dengan waktu yang
singkat.
7.3.
Tekhnik Pengolahan Data
Setelah data
terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang disesuaikan dengan
kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Proses awal pengolahan data itu dimulai
dengan melakukan editing setiap data
yang masuk. Setelah dilakukan proses editing,
dilanjutkan dengan proses coding, yaitu
mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Kemudian untuk
memperjelas melihat kategori atau klasifikasi data tersebut, dibuat tabel
frekuensinya. Tabel tersebut dapat berisi satu variable (univarit), dua variable (bivariat),
atau lebih dari dua variable (multivariat).
Teknik kuantitatif lebih cocok digunakan apabila data yang berjumlah besar dan
mudah diklasifikasi dalam berbagai kategori. Analisis kuantitatif sering juga
disebut dengan analisis statistik. Cara menggunakan analisis model kuantitatif
ini acap kali dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) pengolahan data; (2)
pengorganisasian data; (3) penemuan hasil. Pada analisis ini pengetahuan dan
pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik sangat diperlukan.
7.4.
Tekhnik Analisis Data
Menurut (Bungin,
2005: 395) dalam (Ardial, 2014: 395) analisis data kuantitatif dengan tekhnik
statistik pada dasarnya adalah proses pemberian kode (identitas) terhadap data
penelitian melalui angka-angka. Penggunaan teknik statistik dalam analisis data
pada umumnya didasarkan pada tujuan penelitian. Penelitian deskriptif dengan
satu variabel, misalnya yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
karakteristik tentang suatu sample dan biasanya dengan menggunakan ukuran
penyebaran, pemusatan, dan penyimpangan baku. Ukuran penyebaran dapat dilihat
dengan distribusi frekuensi, baik mutlak maupun relatifnya (persentase).
Sedangkan ukuran pemesatan diukur dengan menggunakan teknik statistik
deskriptif, seperti Mean (M), Mediam (Md), dan Mode (Mo) dan ukuran penyimpangan, diukur dengan menggunakan
Standar Deviasi (SD), dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tamburaka.
Apriadi. 2013. Agenda Setting. Media Massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Abdullah.
Aceng. 2000. Press relations, kiat
berhubungan dengan media massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bonar.
S.K. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Bumi Aksara
Branen.
Julia, 1997. Memandu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Balack.
James dan Dean J. Champion, 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
Bandung: Eresco.
Suyanto.
Bagong. Sutinah. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2007.
Ardial.
Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Simarmata.
Janer. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi. 2006.
Bungin.
2005: 395. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Dalam Ardial. 2014: 395. Jakarta:
Bumi Aksara.
Wright. Chales.
1973: 105. Praktik Ilmu Komunikasi. Dalam Farouk. Muhammad. 2004: 105. Jakarta
Selatan: Teraju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar